Page

Rabu, 29 Agustus 2012

Jagalah Alloh, Alloh akan Menjagamu




الحديث التاسع عشر: عن أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنهما
قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً، فقال لي: “يا غلام، إنّي أعلمك كلماتٍ: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل اللهَ، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضرّوك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف”، رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح. وفي رواية غير الترمذي: “احفظ الله تجده أمامك، تعرّف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة، واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبَك، وما أصابك لم يكن ليخطئَك،
واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفَرَج مع الكرب، وأنّ مع العسر يسراً”.

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dia
berkata: “Suatu hari (ketika) saya (dibonceng Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) di belakang (hewan tunggangan) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda kepadaku: “Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasehat penting) kepadamu, (maka dengarkanlah baik-baik!): “Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan menimpamu, pena (penulisan takdir) telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.”
HR At Tirmidzi (7/228-229 -Tuhfatul Ahwadzi), hadits no. 2516), disahihkan oleh Syaikh Al Albani), dan dia berkata: (hadits ini adalah) hadits hasan sahih

Jumat, 17 Agustus 2012

# Berhari Raya Sesuai Tuntunan Rasulullah, Sunnah-Sunnahnya & Kemungkaran-Kemungkaran Yang Terjadi#



Penulis: Ummu ‘Athiyah

Tiap tanggal 1 Syawal kita berhari raya ‘Iedul Fitri.
Wahai Saudariku, ketahuilah bahwa hari raya ini merupakan rah
mat Allah yang diberikan kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebut ‘Ied karena pada hari itu Allah memberikan berbagai macam kebaikan yang kepada kita sebagai hambaNya. Diantara kebaikan itu adalah berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Ramadhan dan kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.

Para ulama telah menjelaskan tentang sunah-sunah Rasulullah yang berkaitan dengan hari raya, diantaranya:

1. Mandi pada hari raya.

Sa’id bin Al Musayyib berkata: “Sunnah hari raya ‘idul Fitri ada tiga: berjalan menuju lapangan, makan sebelum keluar dan mandi.”

2. Berhias sebelum berangkat sholat ‘Iedul Fitri.

Disunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, memakai minyak wangi dan bersiwak. Sedangkan bagi wanita tidak dianjurkan untuk berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi.

3. Makan sebelum sholat ‘Idul Fitri.

“Dari Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Nabi shalaallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar rumah pada hari raya ‘Iedul fitri hingga makan beberapa kurma.” (HR. Bukhari). Menurut Ibnu Muhallab berkata bahwa hikmah makan sebelum sholat adalah agar jangan ada yang mengira bahwa harus tetap puasa hingga sholat ‘Ied.

4. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari sholat ‘Ied.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, beliau mengambil jalan yang berbeda saat pulang dan perginya (HR. Bukhari), diantara hikmahnya adalah agar orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada orang-orang yang tinggal disekitar jalan yang dilalui tersebut, dan memperlihatkan syi’ar islam.

5. Bertakbir.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat menunaikan sholat pada hari raya ‘ied, lalu beliau bertakbir sampai tiba tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan dilaksanakan. Dalam hadits ini terkandung dalil disyari’atkannya takbir dengan suara lantang selama perjalanan menuju ke tempat pelaksanaan sholat. Tidak disyari’atkan takbir dengan suara keras yang dilakukan bersama-sama. Untuk waktu bertakbir saat Idul Fitri menurut pendapat yang paling kuat adalah setelah meninggalkan rumah pada pagi harinya.

6. Sholat ‘Ied.

Hukum sholat ‘ied adalah fardhu ‘ain, bagi setiap orang, karena Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengerjakan sholat ‘Ied. Sholat ‘Ied menggugurkan sholat jum’at, jika ‘Ied jatuh pada hari jum’at. Sesuatu yang wajib hanya bisa digugurkan oleh kewajiban yang lain (At Ta’liqat Ar Radhiyah, syaikh Al Albani, 1/380). Nabi menyuruh manusia untuk menghadirinya hingga para wanita yang haidh pun disuruh untuk datang ke tempat sholat, tetapi disyaratkan tidak mendekati tempat sholat. Selain itu Nabi juga menyuruh wanita yang tidak punya jilbab untuk dipinjami jilbab sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut, hal ini menunjukkan bahwa hukum sholat ‘Ied adalah fardhu ‘ain.

Waktu Sholat ‘Ied adalah setelah terbitnya matahari setinggi tombak hingga tergelincirnya matahari (waktu Dhuha). Disunahkan untuk mengakhirkan sholat ‘Iedul Fitri, agar kaum muslimin memperoleh kesempatan untuk menunaikan zakat fitrah.

Disunahkan untuk mengerjakan di tanah lapang di luar pemukiman kaum muslimin, kecuali ada udzur (misalnya hujan, angin kencang) maka boleh dikerjakan di masjid.

Dari Jabir bin Samurah berkata: “Aku sering sholat dua hari raya bersama nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa adzan dan iqamat.” (HR. Muslim) dan tidak disunahkan sholat sunah sebelum dan sesudah sholat ‘ied, hal ini sebagaimana perkataan Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat hari raya dua raka’at. Tidak ada sholat sebelumnya dan setelahnya (HR. Bukhari: 9890)

Untuk Khutbah sholat ‘ied, maka tidak wajib untuk mendengarkannya, dibolehkan untuk meningggalkan tanah lapang seusai sholat. Khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dibuka dengan takbir, tapi dengan hamdalah, dan juga tanpa diselingi dengan takbir-takbir. Beliau berkutbah di tempat yang agak tinggi dan tidak menggunakan mimbar. Rasulullah berkhutbah dua kali, satu untuk pria dan satu untuk wanita, ketika beliau mengira wanita tidak mendengar khutbahnya.

7. Ucapan selamat Hari Raya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang mengucapkan selamat pada hari raya dan beliau menjawab: “Adapun ucapan selamat pada hari raya ‘ied, sebagaimana ucapan sebagian mereka terhadap sebagian lainnya jika bertemu setelah sholat ‘ied yaitu: Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian) atau ahaalAllahu ‘alaika (Mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan kepadamu) dan semisalnya.” Telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi bahwa mereka biasa melakukan hal tersebut. Imam Ahmad dan lainnya juga membolehkan hal ini. Imam Ahmad berkata, “Saya tidak akan memulai seseorang dengan ucapan selamat ‘ied, Namun jika seseorang itu memulai maka saya akan menjawabnya.” Yang demikian itu karena menjawab salam adalah sesuatu yang wajib dan memberikan ucapan bukan termasuk sunah yang diperintahkan dan juga tidak ada larangannya. Barangsiapa yang melakukannya maka ada contohnya dan bagi yang tidak mengerjakannya juga ada contohnya (Majmu’ al-Fatawaa, 24/253). Ucapan hari raya ini diucapkan pada hari rayaIedul Fitri dan Iedul Adha.http://ustadzaris.com/ucapan-selamat-hari-raya

8. Kemungkaran-kemungkaran yang terjadi pada hari raya.

Saat hari raya, kadang kita terlena dan tanpa kita sadari kita telah melakukan kemungkaran-kemungkaran diantaranya:

Berhias dengan mencukur jenggot (untuk laki-laki).
Berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram.

Menyerupai atau tasyabuh terhadap orang-orang kafir dalam hal pakaian dan mendengarkan musik serta berbagai kemungkaran lainnya.

Masuk rumah menemui wanita yang bukan mahrom.
Wanita bertabarruj atau memamerkan kecantikannya kepada orang lain dan wanita keluar ke pasar dan tempat-tempat lain.

Mengkhususkan ziarah kubur hanya pada hari raya ‘ied saja, serta membagi-bagikan permen, dan makanan-makanan lainnya, duduk di kuburan, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, melakukan sufur (wanitanya tidak berhijab), serta meratapi orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Berlebih-lebihan dan berfoya-foya dalam hal yang tidak bermanfaat dan tidak mengandung mashlahat dan faedah.

Banyak orang yang meninggalkan sholat di masjid tanpa adanya alasan yang dibenarkan syari’at agama, dan sebagian orang hanya mencukupkan sholat ‘ied saja dan tidak pada sholat lainnya. Demi Allah ini adalah bencana yang besar.
Menghidupkan malam hari raya ‘ied, mereka beralasan dengan hadits dari Rasulullah: “Barangsiapa menghidupkan malam hari raya ‘iedul fitri dan ‘iedul adha, maka hatinya tidak akan mati di hari banyak hati yang mati.” (Hadits ini maudhu’/palsu sehingga tidak dapat dijadikan dalil).
Maroji’:

Ahkamul ‘Aidain oleh Syaikh ‘Ali Hasan bin ‘Ali al-Halabi al-Atsari.
Meneladani Rasulullah dalam Berhari Raya.
***

Artikel www.muslimah.or.id via Facebook http://muslimah.or.id

Silahkan di Share, Tag, Dll

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim no. 2674).

Rabu, 15 Agustus 2012

SUNNAH-SUNNAH KETIKA BANGUN TIDUR


1. Mengusap bekas tidur yang ada di wajah dengan tangan

Menurut Imam an-Nawawi dan al-Hafizh Ibnu Hajar, hal ini dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun tidur kemudian duduk sambil meng-usap bekas tidur dari wajahnya dengan tangannya." (HR. Muslim no.763).

2. Berdo'a ketika bangun tidur

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَاأَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

ALHAMDULILLAAHILLADZII AHYAANAA BA'DAMAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSYUUR

"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mewafatkan (menidurkan) kami, dan kepada-Nya kami dibangkitkan." (HR. Al-Bukhari no.6312 & Muslim no.2711)

3. Bersiwak

"Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun malam, beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak." (HR.Bukhari 245 & Muslim 255)

4. Ber-istintsar

Yaitu, mengeluarkan/menyemburkan air dari hidung sesudah menghirupnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila seorang di antara kalian bangun tidur, maka ber-istintsarlah tiga kali, karena sesungguhnya syaitan bermalam di ujung (rongga) hidungnya." (HR.Bukhari 3295 & Muslim 238)

5. Mencuci kedua tangan tiga kali

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila salah seorang kalian bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia men-cucinya tiga kali." (HR.Bukhari 162 & Muslim 278)

Sumber: Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Khalid al-Husainan, Pustaka Imam Syafi’i, Hal.5-6

www.kisahislam.net

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim no. 2674).

Jumat, 10 Agustus 2012

sekilah renungan.2

”Kami pernah melakukan suatu perjalanan bersama Ibnul-Mubarak. Maka, seringkali terlintas dalam pikiranku (tentang kemasyhuran Ibnul-Mubarak) hingga aku berkata pada diriku sendiri : ’Apakah gerangan yang membuatnya laki-laki ini mempunyai keutamaan yang lebih dibandingkan kami sehingga ia begitu masyhur/terkenal di kalangan manusia ?. Apabila ia shalat, kami pun juga melakukan shalat. Jika ia ber puasa, kami pun berpuasa. Jika ia berjihad, kami pun berjihad. Dan jika ia melakukan haji, kami pun juga melakukannya”.
Al-Qaasim pun melanjutkan : ”Maka satu ketika saat kami berada dalam sebagian perjalanan kami menuju Syam di waktu malam, kami sedang makan malam di sebuah rumah. Ketika itu lampu padam. Maka sebagian di antara kami berdiri untuk mengambil lampu [keluar untuk beberapa saat untuk menyalakan lampu, kemudian datang membawa lampu yang telah menyala]. (Setelah keadaan menjadi terang), maka aku melihat wajah dan jenggot Ibnul-Mubarak telah basah karena air mata. Maka akupun berkata pada diriku sendiri : ”Rasa takut inilah yang membuatnya mempunyai keutamaan lebih dibandingkan kami. Mungkin ketika lampu tadi padam, ia teringat akan kedahsyatan hari kiamat”

Kamis, 09 Agustus 2012

Sekilas renungan.1

# Mutiara Salaf #

Seorang mukmin itu menyedikitkan omongan dan memperbanyak amalan. Adapun orang munafik, dia memperbanyak omongan dan menyedikitkan amalan.

Selama aku belum berbicara dengan satu kalimat, maka aku manguasainya. Namun jika
aku telah mengucapkannya, maka kalimat itu menguasaiku.

Diam adalah ibadah tanpa kelelahan, keindahan tanpa perhiasan, kewibawaan tanpa kekuasaan, anda tidak perlu beralasan karenanya, dan dengannya aibmu tertutupi.

[Hashaaidul Alsun, halaman. 175-176

Selasa, 07 Agustus 2012

3 Tingkatan Ilmu


`Abdullah bin al- Mubarak mengatakan bahawa:

“Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:

1) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong.
2) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`.
3) Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahawa dia tidak tahu apa-apa.”

Senin, 06 Agustus 2012

Ingat Ramadhan Hanya Sebulan (29 atau 30 hari) saja, Maka Gunakan Sebaik-baiknya!

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد:

Tidak terasa 15 hari sudah kita berpuasa dan berada di dalam Ramadhan 1433H ini, penting rasanya untuk mengingatkan kepada diri kita tentang waktu,

Agar kita tidak pernah meremehkan dan menyia-nyiakan kesempatan di dalamnya…

Agar kita tidak pernah lengah lagi, karena matahari terbit tenggelam, terbit tenggelam, terbit tenggelam tanpa ada kompromi untuk berhenti.

Sehingga akhirnya, kita benar-benar mendapatkan dari Allah Ta’ala berkahnya Ramadhan 1433H ini dan kalau bisa seratus persen! Dengan izin Allah Ta’ala.

Dan sehingga kita tidak termasuk dalam hadits ini, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم صَعِدَ الْمِنْبَرَ ، فَقَالَ : آمِينَ ، آمِينَ ، آمِينَ ، فَقِيلَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنَّكَ حِينَ صَعِدْتَ الْمِنْبَرَ قُلْتَ : آمِينَ ، آمِينَ ، آمِينَ ؟ قَالَ : إِنَّ جِبْرِيلَ آتَانِي فَقَالَ : مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغَفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ ، قُلْ آمِينَ فَقُلْتُ : آمِينَ .

Artinya: “Bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke atas mimbar, lalu beliau bersabda: “Amin, amin, amin”, lalu ada yang bertanya: “wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika engkau naik ke atas mimbar engkau mengucapkan: “Amin, amin, amin (apa sebabnya)?”, beliau bersabda: “Sesungguhnya Jibril telah datang kepadaku, lalu dia berkata: “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan dan tidak diampuni dosanya maka akhirnya ia masuk ke dalam neraka dan dijauhkan oleh Allah (dari surga), katakanlah amin (wahai Muhammad)”, maka akupun mengatakan “amin”. HR. Ibnu Khuzaimah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 75.

Seputar Sifat dan Karakteristik Waktu!

Waktu adalah modal hidup manusia di dunia, dengan modal ini dia bisa berdagang dengan cara beribadah kepada Allah Ta’ala yang mendatangkan keuntungan pahala. Kalau tidak pandai menggunakan modal, maka modalnya akan habis dan yang ada kerugian.

{وَأَنذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُواْ رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُواْ أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍ}

Artinya: “Dan berikanlah peringatan kepada manusia tentang hari yang pada waktu itu datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim: "Wahai Rabb kami, beri waktu tangguhlah kepada kami, walaupun dalam waktu yang sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” QS. Ibrahim: 44.

Orang kafir merasa rugi ketika dicabut nyawanya dan di akhirat karena tidak menggunakan waktu dan hidupnya sebaik-baiknya.

{ حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100) }

Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Wahai Rabbku kembalikanlah aku ke dunia”. “Agar aku beramal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan (ketika di dunia). Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. QS. Al Mukminun: 99-100.

Oleh sebab ini generasi terbauk sepanjang sejarang manusia, yaitu para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat membenci sikap SABAHLAL (tidak mempunyai tujuan, tidak mempunyai planning, tidak menentu), coba perhatikan beberapa pernyataan mereka:

عن عمر أنه قال: إني لأكره لأحدكم أن يكون خاليا سبهللا، لا في عمل دنيا ولا دين

Artinya: “Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh sangat membenci kepada salah seorang dari kalian, jika ia bersikap sabalal (sikap tidak menentu dan tidak menghasilkan apa) tidak dalam perkara dunia dan tidak juga dalam perkara agama.” Lihat kitab Adhwa Al Bayan, pada tafsir surat Asy Syarh.

يقول ابن مسعود - رضي الله عنه -: "ما ندِمتُ على شيء ندَمِي على يومٍ غرَبَت شمسُهُ نقَصَ فيه عُمري ولم يَزِد فيه عمَلِي".

Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku tidak pernah benar-benar menyesal terhadap sebuah hari, yang di dalamnya mataharinya terbenam, umurku berkurang sedangkan tidak bertambah amalku di dalamnya.” Lihat kitab Qimat Al Waqt.

Waktu sangat cepat berlalu dan sebab inilah kebanyakan manusia tertipu dengan waktu.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ»
Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “2 nikmat kebanyakan manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. HR. Bukhari.

Waktu jika sudah berlalu, tidak akan pernah kembali, makanya para shahabat nabi radhiyallahu ‘anhum dan orang-orang setelah mereka sangat perhatian terhadap waktunya dan tidak pernah menyia-nyiakannya.

Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata:

إِنَّ لِلَّهِ حَقًّا بِالنَّهَارِ لاَ يَقْبَلُهُ بِاللَّيْلِ، وَإِنَّ لِلَّهِ حَقًّا بِاللَّيْلِ لاَ يَقْبَلُهُ بِالنَّهَارِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah memiliki hak pada siang hari yang tidak akan diterima-Nya pada malam harinya, dan Allah memiliki hak pada malam hari yang tidak akan diterima-Nya pada siang hari”. Lihat kitab Dzikr Al Maqam Al Mahmud, karya Ahmad bin Muhammad Al Khallal dan Mushannaf Ibnu Abi Syaibah.

Umar bin Abduk Aziz rahimahullah pernah ditanya: “(Kenapa tidak engkau) coba pergi (bertamasya) kemudian istirahatkan dirimu?”, beliau menjawab: “Lalu siapa yang menggantikan diriku tugas pada hari itu?”, dikatakan kepada beliau: “Engkau akhirkan tugas itu besok hari”, beliau menjawab: “Tugas satu hari saja sudah menyibukkanku, bagaimana jika terkumpul padaku tugas dua hari?!”

Al Hasan Al Bashry rahimahullah berkata:

لقد أدركت أقواما كانوا أشد حرصا على أوقاتهم من حرصكم على دراهمكم ودنانيركم!

Artinya: “Sungguh aku telah menemui orang-orang yang mana mereka sangat gigih terhadap waktu mereka dibandingkan gigihnya kalian dalam mencari emas dan perak.”

Inilah yang menyebabkan Muhammad bin Salam (w: 225H) membeli satu pena dengan harga 1 Dinar, padahal 1 Dinar bisa membeli dengannya 150 buah pena, bagaimana kejadiannya…

و كان محمد بن سلام جالسا في مجلس الإملاء والشيخ يحدث، فانكسر قلم محمد بن سلام، فقال: قلم بدينار، فتطايرت إليه الأقلام. وكان الدينار يشتري قرابة مائة وخمسون قلم، ولكن محمد بن سلام اشترى به تلك اللحظات التي إذا فاتت فإنها لا تعود.

Artinya: “Muhammad bin Salam pernah duduk di majelis periwayatan hadits, ketika itu syeikh sedang meriwayatkan hadits, lalu pena Muhammad bin Salam patah, lalu beliau bertanya: “Siapa yang mau menjual 1 pena dengan 1 Dinar”, pada saat itu berterbangan pena-pena ke arahnya (berasal dari orang-orang), dan saat itu 1 Dinar bisa membeli sekitar 150 pena, akan tetapi Muhammad bi Salam membelinya untuk mendapatkan kesempatan tersebut yang jika sesudah berlalu maka tidak akan kembali lagi." Lihat kitab Siyar A’lam An Nubala’.

Seseorang tidak akan pernah mengetahui kapan lagi mendapatkan waktu yang lapang untuknya, oleh sebab inilah para ulama mengingatkan agar jangan menunda-nunda amalan.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

التسويف رؤوس أموال المفاليس.

Artinya: “Sikap menunda-nunda adalah modalnya seorang yang bangkrut”.

لو كان الوقت يشترى لاشتريت من هؤلاء أوقاتهم!

Artinya: “Jikalau waktu dapat dibeli dari mereka niscaya aku akan benar-benar dari mereka waktu mereka.”

Seorang Muslim tidak boleh punya waktu luang percuma…

Allah Ta’ala berfirman:

{ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ }

Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. QS. Asy Syarh: 7

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

أي: إذا فَرغت من أمور الدنيا وأشغالها وقطعت علائقها، فانصب في العبادة، وقم إليها نشيطا فارغ البال، وأخلص لربك النية والرغبة.

Artinya: “Jika kamu telah selesai dari urusan dan kesibukan dunia, dan kamu putuskan keterkaitan dengannya, maka berbuatlah untuk beribadah, dan bangunlah kepadanya dengan semangat dalam keadaan pikiran yang jernih, ikhlaskanlah niat dan keinginan untuk Rabbmu”.

Mujahid rahimahullah berkata:

إذا فرغت من أمر الدنيا فقمت إلى الصلاة، فانصب لربك،

Artinya: “Jika kamu telah selesai dari urusan dunia maka bangunlah untuk mengerjakan shalat, beribadahlah untuk Rabbmu”.

Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

إذا فرغت من الفرائض فانصب في قيام الليل.

Artinya: “Jika kamu telah selesai mengerjakan shalat wajib maka bangunlah untuk shalat malam”. Lihat kitab tafsir Ibnu Katsir.

Luangkan Waktu beribadah kepada Allah, maka pasti Anda kaya…!

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ صَدْرَكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ »

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah berfirman: “Wahai Anak Adam, luangkan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, maka langsung aku isi hatimu dengan keakayaan dan langsung Aku tutupi kefakiran-Mu dan jika tidak demikian, maka aku telah isi hatimu dengan kesibukan dan tidak Aku tutupi kefakiranmu”. HR. Ahmad.

Yang tidak mengisi waktunya dengan sebaik-baiknya berarti tanda Allah Ta’ala berpaling dari hamba tersebut.

Berkata Saif Al Yamani rahimahullah:

" إِنَّ مِنْ عَلَامَةِ إِعْرَاضِ اللَّهِ عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَشْغَلَهُ بِمَا لَا يَنْفَعُهُ "

Artinya: “Sesungguhnya termasuk tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah hamba tersebut disibukkan-Nya dengan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya”. Lihat kitab Thabaqat Al Muhaditstsin, karya Abu Syeikh Al Ash Fahan.
Cara Terbaik Menjaga Waktu…

Al Hasan bin Ali Al Abid berkata:

قَالَ فُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ لِرَجُلٍ : كَمْ أَتَتْ عَلَيْكَ , قَالَ : سِتُّونَ سَنَةً , قَالَ : فَأَنْتَ مُنْذُ سِتِّينَ سَنَةً تَسِيرُ إِلَى رَبِّكَ تُوشِكُ أَنْ تَبْلُغَ , فَقَالَ الرَّجُلُ : يَا أَبَا عَلِيٍّ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ , قَالَ لَهُ الْفُضَيْلُ : تَعْلَمُ مَا تَقُولُ , قَالَ الرَّجُلُ : قُلْتُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ . قَالَ الْفُضَيْلُ تَعْلَمُ مَا تَفْسِيرُهُ ؟ قَالَ الرَّجُلُ : فَسِّرْهُ لَنَا يَا أَبَا عَلِيٍّ , قَالَ : قَوْلُكَ إِنَّا لِلَّهُ ، تَقُولُ : أَنَا لِلَّهِ عَبْدٌ ، وَأَنَا إِلَى اللَّهِ رَاجِعٌ , فَمَنْ عَلِمَ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ رَاجِعٌ , فَلْيَعْلَمْ بِأَنَّهُ مَوْقُوفٌ , وَمَنْ عَلِمَ بِأَنَّهُ مَوْقُوفٌ فَلْيَعْلَمْ بِأَنَّهُ مَسْئُولٌ وَمَنْ عَلِمَ أَنَّهُ مَسْئُولٌ فَلْيُعِدَّ للسُّؤَالَ جَوَابًا , فَقَالَ الرَّجُلُ : فَمَا الْحِيلَةُ قَالَ : يَسِيرَةٌ , قَالَ : مَا هِيَ قَالَ : تُحْسِنُ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرُ لَكَ مَا مَضَى وَمَا بَقِيَ , فَإِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيمَا بَقِيَ أُخِذْتَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ " .(الحلية )

Artinya: “Fudhail bin Iyadh bertanya kepada seseorang: “Berpa umurmu?”, orang ini menjawab: “60 tahun”, beliau berkata: “Sungguh engaku mulai dari 60 tahuan berjalan menuju Rabbmu hampai kamu sampai”, lalu orang itu berkata: “Wahai Abu Ali (Fudhail bin Iyadh), Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi raji’un”, fudhail bertanya kepadanya: “Pahamkah apa yang kau katakan?”, orang ini menjawab: “Aku Telah mengatakan: “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi raji’un”, Fudhail bertanya lagi: “Apakah kamu mengetahui tafsirannya?”, orang ini menjawab: “Kalau begitu tafsir itu untuk kami, wahai Abu Ali?”, Fudhail berkata: “Perkataanmu “Inna Lillahi wa”, kamu mengatakan: “Aku adalah hamba milik Allah dan kepada-Nya aku dikembalikan, maka barangsiapa yang mengetahui bahwa dia adalah hamba Allah dan dia akan kembali kepada-Nya, maka hendaklah dia ketahui bahwa dia akan diberdirikan dan barang siapa yang mengetahui dia akan diberdirikan maka hendaklah dia mengetahui bahwa dia akan ditanya, maka hendaklah dia persiapkan jawaban untuk pertanyaan itu”, lalu orang ini bertanya: “Lalu bagaimana jalan keluarnya?”, kata Fudhail: “gampang”, orang ini bertanya: “Apa itu?”, Fudhail menjawab: “Berbuat baiklah disisa umurmu maka hal itu akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang masih tersisa, karena sesungguhnya jika engkau rusak (berbuat buruk) sisa umurmu maka ditulis dosa bagimu atas umur yang sudah lewat dan yang akan datang”. Lihat kitab Hilyat Al Awliya’.

Semoga bermanfaat untuk sisa waktu bulan Ramadhan 1433H ini. Wallahu a’lam.

Ditulis ulang dan direvisi oleh: Ahmad Zainuddin, Jumat, 15 Ramadhan 1433H, Dammam KSA

http://dakwahsunnah.com/artikel/fiqhsunnah/179-ingat-ramadhan-hanya-sebulan-29-atau-30-hari-saja,-maka-gunakan-sebaik-baiknya

Sabtu, 04 Agustus 2012

Nasihat Dari Hati ke Hati tentang Hati

Ibnul Qayyim -rahimahullah- adalah salah seorang ulama besar yang telah banyak berbicara tentang hati. Berikut ini adalah beberapa untaian kalimat Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- tentang hati, yang tertuang dalam salah satu bukunya al-Fawaid. Semoga kalimat-kalimat ini bisa memberikan manfaat besar kepada kita semua.

Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata:
  • Tidaklah seseorang dihukum dengan hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan kerasnya hati dan jauhnya dari Allah.
  • Neraka telah diciptakan untuk mencairkan hati-hati yang keras.
  • Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.
  • Jika hati mengeras, keringlah air mata.
  • Kerasnya hati disebabkan oleh empat hal jika engkau melampaui batas yang dibutuhkan (yaitu); makan, tidur, berbicara dan pergaulan. Sebagaimana badan jika sakit tidak akan bermanfaat padanya makanan dan minuman, maka demikian pula hati jika sakit karena syahwat tidak akan manjur padanya berbagai nasihat.
  • Barangsiapa menghendaki kejernihan hatinya, hendaknya dia melebih utamakan Allah atas syahwatnya.
  • Hati-hati yang terikat dengan syahwat, berarti tertutup dari Allah sesuai dengan keterikatannya dengan syahwat.
  • Kehancuran hati disebabkan karena merasa aman (dari siksaan Allah -pent) dan kelalaian. Sedangkan kemakmuran hati disebabkan oleh rasa takut dan selalu ingat.
  • Kerinduan kepada Allah dan perjumpaan dengan-Nya adalah angin segar yang bertiup kepada hati yang akan mendinginkan darinya panasnya dunia.
  • Barangsiapa menempatkan hatinya disi Rabbnya niscaya akan tenang dan tenteram. Barangsiapa membebaskan hatinya pada manusia, niscaya dia akan kebingungan dan akan semakin tegang (stress).
  • Kecintaan kepada Allah tidak akan masuk ke dalam hati yang padanya terdapat kecintaan terhadap dunia kecuali sebagaimana onta masuk ke dalam lubang jarum.
  • Jika Allah mencintai seorang hamba, niscaya Dia akan memilihnya untuk Diri-Nya, memilihnya untuk mencintai-Nya, memilihnya untuk beribadah kepada-Nya, sehingga Dia akan menyibukkan pikirannya dengan-Nya, menyibukkan lisannya untuk berdzikir kepada-Nya, dan menyibukkan anggota tubuhnya untuk mengabdi kepada-Nya.
  • Hati bisa sakit sebagaimana badan bisa sakit. Dan obat hati ada pada taubat dan perlindungan diri. Hati juga bisa kotor sebagaimana cermin bisa kotor. Dan mengkilapnya hati adalah dengan dzikir. Hati bisa telanjang sebagaimana tubuh juga bisa telanjang. Dan perhiasan hati adalah ketakwaan. Hati juga bisa lapar dan haus sebagaimana halnya badan. Dan makanan dan minuman hati adalah ma’rifah (pengetahuan tentang Allah), mahabbah (kecintaan terhadap Allah), tawakal, senantiasa kembali dan mengabdi hanya kepada Allah

http://albamalanjy.wordpress.com/2012/02/08/nasihat-dari-hati-ke-hati-tentang-hati/