Page

Selasa, 04 September 2012

Ketika Mulai “Ngaji”: Terlalu Semangat, Keras dan Kebablasan


Kami sempat melakukanya di awal-awal kami mengenal dakhwah ahlus sunnah wal jama’ah karena kebodohan kami akan ilmu. Kemudian kami ingin membagainya supaya ikhwan-akhwat bisa mengambil pelajaran dan mengingatkan mereka yang telah lama mengenal anugrah dakwah ahlus sunnah khususnya  kami pribadi. Beberapa hal tersebut ada sepuluh berdasar pengalaman kami:
  1. Merasa lebih tinggi derajat dan akan terbebas dari dosa karena sudah merasa mengenal Islam yang benar.
  2. Terlalu semangat menuntut ilmu agama sampai lupa kewajiban yang lain.
  3. Kaku dalam menerapkan ilmu agama padahal Islam adalah agama yang mudah.
  4. Keras dan kaku dalam berdakwah.
  5. Suka berdebat dan mau menang sendiri bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.
  6. Menganggap orang di luar dakwah ahlus sunnah sebagai saingan bahkan musuh.
  7. Berlebihan membicarakan kelompok tertentu dan ustadz/ tokoh agama tertentu.
  8. Tidak serius belajar bahasa arab.
  9. Tidak segera mencari lingkungan dan teman yang baik.
  10. Hilang dari pengajian dan kumpulan orang-orang yang shalih serta tenggelam dengan kesibukan dunia.

Minggu, 02 September 2012

Calon Jenazah itu Saya dan Anda

Saya dan Anda adalah ... CALON JENAZAH.
Sekarang kita sedang menunggu gilirannya ...




Kita semua pasti meyakini kalau kematian akan menghampiri. Tetapi gemerlap dunia menyilaukan mata hati, membuat seseorang terlena dan bahkan tersesat. Seluruh angan dan ambisi akan dibatasi satu kata; ajal! Selanjutnya sikap terhadap dunialah yang menentukan status liang kubur, apakah menjadi sepetak taman surga atau justru sepercik api neraka.

Hari ini manusia mengejar keuntungan dunia, seolah tujuan penciptaan mereka untuk bersaing mendapatkan dan mengumpulkannya. Mereka melupakan suatu hari ketika kembali kepada Allah.

Kesadaran penuh akan datangnya kematian, dan sikap yang benar dalam menyambutnya dengan mengisi amal shalih adalah kunci kebahagiaan hidup di akhirat, sebuah negeri yang tak pernah mati. Tetapi kita memang mengherankan. Membangun kehidupan dunia, padahal akan kita tinggalkan; merobohkan bangunan akhirat, padahal di situ kita akan tinggal selamanya.

Segalanya kita kerahkan untuk meraup sekeping kenikmatan dunia yang tak lebih dari sekedar air yang menetes dari jari yang baru saja diangkat dari samudra, bila dibandingkan samudra itu sendiri. Padahal, dunia adalah fata morgana. Di bawah bayang-bayang fatamorgana itulah, kita semua bernaung menanti ditiupnya peluit kematian.

Maka mulai sekarang, tentukan nasib kita setelah kematian; apakah ajal kita menjadi proses membahagiakan bernama khusnul khatimah ataukah memilukan sekaligus mengerikan bernama su'ul khatimah.

Dahulukan Akhirat maka Dunia Akan Mengikuti

 

Terbukti, Allah Ta’ala Tidak Akan Pernah Menyengsarakan Hamba-Nya yang Bertakwa

Tepat setelah Ramadhan ada seorang yang bercerita kepada penulis: “Ramadhan tahun ini saya berpuasa, tidak seperti tahun lalu sibuk kerja akhirnya tidak puasa dan shalat, saya ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, saya relakan untuk berhenti kerja, karena pekerjaan tersebut membuat saya tidak shalat, tidak puasa, tidak dekat dengan Allah Ta’ala, saya ingin lebih berbakti kepada orangtua, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu membangkang, menganggap remeh perkataan orangtua, Alhamdulillah…Allah memberi petunjuk bisa mengisi Ramadhan dengan lebih beribadah, dan bakti kepada kedua orangtua, lebih mengetahui hakikat kehidupan dunia, meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati…”akankah saya mendapat pekerjaan?!”, ternyata setelah Ramadhan berlalu, jangankan mencari pekerjaan, bahkan saya ditawari…, bahkan dua pekerjaan sekaligus!! He he he, sampai bingung memilihnya…Alhamdulillah… semoga iman ini bisa istiqamah sampai ajal menjemput.”
Setelah mendengar cerita tersebut, saya teringat beberapa hal, semoga bermanfaat terutama bagi penulis dan juga saudara-saudaraku kaum muslim…

1. Terbuktikan…

Bahwa Allah Ta’ala tidak akan pernah menyengsarakan hamba-Nya yang taat kepada-Nya, jauh dari maksiat-Nya

{مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ } [المائدة: 6]

Artinya: ”Allah tidak hendak menyulitkan kamu”. QS. Al Maidah

{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ } [الحج: 78]

Artinya: “dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” QS. Al Hajj: 78.

2. Terbuktikan…
Bahwa Allah tidak akan pernah menyengsarakan hamba-Nya di dalam syari’at-syari’at-Nya.

{ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ} [البقرة: 185]

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” QS. Al Baqarah: 185.

3. Terbuktikan…
Kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa orang yang cita hidupnya adalah akhirat, maka niscaya dunia akan datang kepadanya dalam keadaan ia menolaknya…
Demi Allah! Itu semua terbukti sobat… bahkan dunia terasa didorong-dorong untuk mendekat kepada kita, dunia itu seakan dipaksa untuk mendekat kepada kita…walhamdulillah…

عَنْ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ ».

Artinya: “Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang dunia adalah cita-citanya, niscaya Allah akan cerai beraikan usahanya, menjadikan kefakirannya di depan matanya dan tidaklah dunia sampai kepadanya kecuali yang telah dituliskan untuknya dan barangsiapa yang niatnya adalah akhirat, niscaya Allah akan menguatkan baginya usahanya dan menjadikan kekayaannya pada hatinya serta dunia mendatanginya dalam keadaan dipaksa.” HR. Ibnu Majah.



Tujuan dari tulisan ini adalah kembali mengingatkan kepada diri penulis dan saudarnya dari kaum muslim, bahwa:

{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق: 2، 3]

Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar."

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” QS. Ath Thalaq: 2-3. Semoga bermanfaat. wallahu a'lam.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Ahad, 8 Syawwal 1433H, Dammam KSA.
Dakwah Sunnah